KISAH TUJUH ORANG PENEBANG KAYU





Alkisah ada tujuh orang penebang kayu yang sedang menebang kayu bersama-sama. Kepada masing-masing diberikan sebuah kayu.
Tukang kayu pertama berkata, “Ah, kayu ini masih hijau dan pasti berserat-serat, dan bila dipotong pasti akan merusak gergaji saya, “karena itu, ia menolak untuk memotong kayu tersebut.
Tukang kayu kedua berkata, “Ah, kayu ini kayu besi yang kerasnya dua kali daripada kayu jati, pasti akan keras dan merusak gergaji saya,” oleh karena itu, ia pun pergi dan meminta agar kayunya diganti.
Tukang kayu ketiga berkata, “ Ah, hari ini panas sekali, saya akan memotong kayu ini nanti saja bila panas ini sudah hilang,” maka dia pun segera berteduh
Tukang kayu keempat berkata,” Ah, pusing benar kepala saya hari ini, saya akan memotong kayu ini bila pusing di kepala saya sudah hilang,” ia pun segera pulang ke rumah untuk beristirahat.
Tukang kayu kelima berkata,” Ah, mengapa permukaan kayu ini tidak rata, banyak sekali benjolan-benjolannya, pasti akan sulit untuk memotongnya,” karena itu, ia mengikuti tukang kayu kedua dengan melaporkan kayu miliknya untuk diganti dengan yang permukaannya rata.
Tukang kayu keenam berkata,” Ah, gergaji saya tumpul, pasti tidak akan gunanya memotong kayu ini,”maka ia pun pergi.
Tukang kayu ketujuh meskipun hari itu cuaca sedang panas, gergajinya tumpul, kondisi badannya tidak sehat betul, yang ia peroleh kayu besi yang baru dan masih berserat-serat serta permukaannya tidak rata, ia tetap memutuskan untuk bekerja. Gergaji diasahnya dan mulai dipotong, ternyata tidak sekeras yang ia pikirkan dan setelah pekerjaannya selesai, ia mendapatkan upah yang banyak dari majikannya.

Hikmah:
Apabila kita dapat melakukan suatu pekerjaannya, janganlah menunda waktunya dan jangan terpengaruh oleh keadaannya, karena tanggung jawab kita adalah suatu hal yang penting untuk diselesaikan.



Tidak ada komentar: